Sambutan Rektor UIN KHAS Jember dalam Yudisium FTIK ke-32: Yudisium Ibarat Cinta Pertama
Media Center - Suasana penuh suka cita mewarnai yudisium ke-32 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang digelar di Nirwana Hall, Hotel Bandung Permai Jember, pada Senin, 5 Agustus 2024. Acara yang dimulai pukul 07.30 WIB ini dihadiri oleh Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Dr. H. Hepni, S.Ag., MM., CPEM.
Rektor UIN KHAS Jember berkesempatan meyampaikan sambutan sekaligus membuka acara yudisium. Dalam sambutannya, Prof. Hepni juga beberapa kali mengutip beberapa kata bijak dan pepatah untuk memotivasi para lulusan.
"Yudisium bagi Sarjana S1 itu ibarat cinta pertama, penuh dengan kesan, terlalu indah untuk dilupakan. Tetapi jangan terlena. Kalian harus bangkit dan berkreasi, mengukir kenangan-kenangan baru, untuk masa depan yang lebih cerah. Meskipun terkadang pencerahan itu dimulai dengan kegelapan. Kalau saat ini anda menghadapi kegelapan, yakinlah bahwa anda akan sampai pada ketercerahan", ujarnya.
"Hari ini, Saya ingin kukuhkan saudara sebagai para pemimpin yang smart. Mulai detik ini, anda telah menjadi khadimul ummah atau pelayan bagi masyarakat atau yang disebut juga dengan pemimpin. Ingatlah bahwa pemimpin yang besar adalah pemimpin yang diteladani oleh masyarakat. Sepandai apapun anda, yang paling utama adalah menampilkan keteladanan/uswatun hasanah. Sebagaimana sebuah pepatah dari Cina, A leader leads by example, not by force. Memimpin dengan memberi contoh berarti membimbing orang lain melalui teladan/perilaku, bukan dengan paksaan", lanjutnya.
Prof. Hepni mengemukakan tentang sebuah pepatah lama, the greatest victory is that which requires no battle, yaitu kemenangan terbesar adalah kemenangan yang tidak memerlukan pertempuran. Ada juga sebuah seni perang disebut the art of war, yaitu the supreme art of war is defeating the enemy without fighting. Bahwa bentuk peperangan tertinggi adalah mengalahkan musuh tanpa berperang. Menurutnya, seorang pemimpin yang memberikan teladan akan meraih kemenangan tanpa harus bertempur.
Prof. Hepni juga mengutip Al-Qur'an yang menyebutkan: "fa man ‘afâ wa ashla?a fa ajruhû ‘alallâh". Barangsiapa yang memaafkan (berdamai/islah) maka pahala besar/derajat yang tinggi di sisi Allah. Itulah ujian psikologis bagi mahasiswa sebagai para calon pemimpin agar selalu sabar. Tugas di kampus memang sudah selesai, namun tugas di masyarakat jauh lebih besar dan baru akan dimulai. Alumni FTIK harus bisa menjadi agen yang membantu menyelesaikan persoalan di masyarakat. Kesuksesan terbesar itu bukan ditunjukkan dengan jabatan apa yang diraih, akan tetapi ditentukan oleh seberapa besar persoalan yang seseorang mampu atasi.
Tak lupa, Prof. Hepni berpesan agar para alumni berterima kasih kepada seluruh civitas akademika di FTIK UIN KHAS Jember yang telah berjuang mengantarkan para lulusan hingga di tahap ini. Kalau ada rintangan yang dihadapi mahasiswa selama studi, maka itulah proses membentuk mereka menjadi manusia yang sabar, tangguh dan pekerja keras.
"Maka dari itu, sabarlah. Kita contoh bagaimana kesabaran Nabi Yusuf dan Nabi Ibrahim. Ketidaksabaran hanya membuat Nabi Musa terpisah dengan Khidir, dan membuat umat Islam mengalami kekakalahan seperti yang terjadi pada Perang Uhud."
Terakhir, Ia mengajak agar para lulusan mulai menata langkah mencapai tujuan. Caranya dengan menerapkan Rokok. Namun, Rokok yang dimaksud ialah singkatan dari:
R = Rencanakan kehidupan anda secara akurat (buatlah planning, schedule yang jelas)
O = Organisasikan secara tepat di mana letak kekuatan dan kelemahan anda (kenali diri anda)
K = Koordinasikan secara akurat berbagai peluang yang ada (hubungan sosial)
O = Operasionalkan secara dahsyat program yang anda miliki (lakukan apa yang direncanakan)
K = Kendalikan secara kuat langkah anda untuk mencapai tujuan
Dengan melakukan langkah-langkah yang disingkat Rokok tersebut, diharapkan mahasiswa FTIK UIN KHAS bisa menjadi lulusan yang berhasil, bermental kuat, dan berakhlak mulia.
(Evi R. Dianita/Rofiq Hidayat)