Mahasiswa Bergerak! DEMA FTIK Gelar ‘Festa' Dorong Budaya Akademik Kritis dan Berkeadilan Sosial
Media Center FTIK - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember menegaskan perannya dalam penguatan budaya akademik. Pada 17 November 2025, DEMA FTIK sukses menyelenggarakan kegiatan akademik akbar bernama Festa (Festival Tarbiyah).
Diinisiasi dan dilaksanakan sepenuhnya oleh mahasiswa, kegiatan yang digelar di Gedung BEC Internasional Lantai 1 ini mengusung tema pembuka yang filosofis: “Revolusi Asa, Transendensi Rasa, Wujudkan Tarbiyah Menuju Makna Nyata”. Acara ini diikuti oleh 90 peserta yang terdiri dari perwakilan HMPS dari sepuluh Program Studi FTIK dan mahasiswa umum.
Hadir dalam kegiatan tersebut Dekan FTIK, Dr. H. Abd. Mui’s, S.Ag., M.Si., Wakil Dekan III, Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd., para dosen, delegasi dari Rumah Moderasi Beragama UIN KHAS Jember, serta para narasumber nasional.
Ketua Panitia, Ali Hasan, dalam sambutannya menegaskan bahwa Festa Tarbiyah adalah wadah untuk membangun kesadaran kolektif mahasiswa terhadap dinamika pendidikan kontemporer.
"Revolusi asa adalah keberanian menumbuhkan harapan yang progresif, sedangkan transendensi rasa adalah kemampuan menghaluskan kepekaan moral akademik," ujar Ali. "Kami berupaya menghadirkan Tarbiyah bukan hanya sebagai konsep, tetapi sebagai makna nyata yang hidup dalam tindakan dan kontribusi.”
Senada, Ketua DEMA FTIK menekankan pentingnya ruang akademik seperti Festa sebagai tempat tumbuhnya pemimpin masa depan yang visioner. Ia mengutip filosofi Jalaluddin Rumi untuk memotivasi peserta:
"Burung yang bertengger di atas ranting tidak pernah takut ranting itu patah, karena kepercayaannya bukan pada rantingnya, tetapi pada kemampuannya untuk terbang.”
Pesan ini mengajak mahasiswa untuk berani bergerak, berkolaborasi, dan percaya pada kemampuan diri dalam menghadapi segala tantangan.
Mewakili pimpinan fakultas, Dekan FTIK, Dr. H. Abd. Mui’s, memberikan sambutan akademik yang kritis mengenai tantangan pendidikan di tengah perubahan sosial dan teknologi.
“Pendidikan yang baik tidak hanya bertumpu pada teknologi dan percepatan inovasi, tetapi harus selalu berpijak pada nilai humanisme, etika, dan keadilan,” tutur Dekan. Ia menegaskan bahwa tantangan utama adalah memastikan setiap kebijakan pendidikan selalu berpihak pada manusia—guru, siswa, dan masyarakat.
Sementara itu, Wakil Dekan III, Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd., melihat Festa Tarbiyah sebagai laboratorium pembentukan karakter. “Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa belajar mengelola program, berkomunikasi efektif, dan mengambil keputusan. Keterampilan ini akan menjadi modal penting ketika mereka memasuki dunia profesi kependidikan,” jelasnya.
Seminar Ilmiah: Mengupas Keadilan Sosial dalam Pendidikan
Puncak acara, seminar ilmiah bertema “Guru dan Siswa dalam Sistem Pendidikan Indonesia: Antara Pengabdian, Kebijakan, dan Keadilan Sosial,” menyajikan perspektif multidimensi dari tiga narasumber nasional.
-
Prof. Dr. Ahmad Taufiq, M.Pd., membahas kebijakan pemerintah, secara tegas menyampaikan: "Kualitas pembelajaran tidak akan tercapai selama kesejahteraan guru berada dalam ketimpangan. Guru yang sejahtera adalah pondasi dari sistem pendidikan yang berkualitas.”
-
Gus Muh Ahmad Birbik Munajil Hayat, SE., mengajak peserta melihat pendidikan dari perspektif keadilan sosial. Ia menyoroti: “Ketidakmerataan akses pendidikan, ketimpangan fasilitas, dan disparitas mutu adalah bentuk ketidakadilan struktural yang harus dihadapi dengan keberanian moral.”
-
Ahmad Rafiqi, S.Pd., M.Pd., membahas peran mahasiswa sebagai calon guru, menekankan pentingnya komitmen etis dan intelektual. Ia berpesan: “Menjadi guru berarti mengemban amanah peradaban. Marwah profesi guru berada di tangan generasi yang sedang menempuh pendidikan hari ini.”
Seminar yang dipandu moderator Siti Anisatul Khoiroh, S.Pd., ini berlangsung dialogis dan reflektif. Festa Tarbiyah 2025 menjadi bukti nyata bahwa DEMA FTIK UIN KHAS Jember berhasil mendorong mahasiswa bergerak dari sekadar memahami teori menuju keberanian mengaktualisasikan gagasan-gagasan pendidikan yang adil, humanis, dan berkelanjutan.
(A. Barocky Zaimina/Evi R Dianita)



