homescontents escort alanya sefaköy escort fatih escort bahçelievler escort
homescontents
sakarya escort akyazı escort arifiye escort erenler escort eve gelen escort ferizli escort geyve escort hendek escort otele gelen escort sapanca escort söğütlü escort taraklı escort
sakarya escort akyazı escort arifiye escort erenler escort eve gelen escort ferizli escort geyve escort hendek escort karapürçek escort karasu escort kaynarca escort kocaali escort otele gelen escort pamukova escort sapanca escort söğütlü escort taraklı escort
Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sapanca escort Sapanca escort Sapanca escort Sapanca escort Karasu escort
ftik@uinkhas.ac.id (0331) 487550

Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional PPG Batch 2 Tahun 2024 UIN KHAS Jember Sukses Digelar, Bupati Banyuwangi Turut Hadir

Home >Berita >Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional PPG Batch 2 Tahun 2024 UIN KHAS Jember Sukses Digelar, Bupati Banyuwangi Turut Hadir
Diposting : Sabtu, 19 Jul 2025, 05:23:14 | Dilihat : 2356 kali
Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional PPG Batch 2 Tahun 2024 UIN KHAS Jember Sukses Digelar, Bupati Banyuwangi Turut Hadir


Media Center FTIK - Pada hari Sabtu, 19 Juli 2025, pukul 07.30–11.30 WIB, LPTK UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember menggelar acara Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional PPG Dalam Jabatan Batch 2 Tahun 2024 bertempat di El Hotel Banyuwangi. Acara ini menjadi momentum penting dalam perjalanan pendidikan profesi guru, khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan madrasah yang telah menyelesaikan proses PPG di bawah koordinasi FTIK UIN KHAS Jember.

Acara dibuka dengan sambutan Wakil Dekan I FTIK, Dr. H. Khotibul Umam, M.Pd.I., yang menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para mitra dan pemerintah daerah atas dukungan yang sangat konkret bagi pelaksanaan PPG. Di antaranya adalah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang membiayai 346 mahasiswa melalui dana APBD, Kemenag Probolinggo (50 mahasiswa) dengan dukungan APBD, Kabupaten Lumajang (65 mahasiswa) yang dibiayai oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kemenag Situbondo (81 mahasiswa) dengan pembiayaan dari BAZNAS, serta Kemenag Purwakarta (48 mahasiswa) yang juga dibiayai oleh BAZNAS. Beliau menyebut kolaborasi ini sebagai bentuk nyata dari kepedulian kolektif terhadap peningkatan kualitas guru agama di Indonesia. Ia berharap agar alumni PPG dapat menjadi pelopor dalam menyebarluaskan praktik pendidikan yang moderat, humanis, dan profesional di lingkungan masing-masing. Ia juga menyampaikan bahwa dari total 591 peserta Yudisium PPG saat ini, 273 adalah peserta laki-laki dan 318 adalah peserta perempuan, dengan 588 peserta adalah firstaker dan 3 peserta adalah retaker.

Dalam sambutannya, Dekan FTIK, Dr. H. Abdul Mu’is, S.Ag., M.Si., menyoroti pentingnya komunikasi yang terintegrasi antara Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama dalam membina guru PAI. Menurutnya, masih banyak guru PAI yang menghadapi kendala administratif dan struktural akibat kurangnya koordinasi antar-instansi. Ia menekankan perlunya kebijakan bersama yang menjamin keberlanjutan pembinaan profesi guru, termasuk kejelasan status, akses pelatihan, dan ruang inovasi. Dekan juga menyampaikan bahwa berdasarkan laporan Direktur PAI Kemenag RI, antrian nasional calon peserta PPG PAI sempat mencapai lebih dari 42 tahun, jika dihitung dari total kuota dan alokasi pembiayaan nasional yang berkisar Rp6 triliun. Oleh karena itu, ia memohon dukungan penuh dari seluruh pemangku kebijakan, baik pusat maupun daerah, untuk mengurangi disparitas ini. Guru PAI harus mendapat kesempatan penguatan kompetensi yang merata dan berkelanjutan. “Kami juga mendorong agar GPAI terus memperbarui metode, pendekatan, dan media pembelajaran. Jangan gunakan cara-cara yang jadul. GPAI harus menjadi sosok yang dirindukan murid, menebarkan rahmat dan toleransi,” ujarnya. Ia juga berharap agar para lulusan PPG mampu menjadi agen moderasi beragama yang berpihak pada nilai-nilai Islam rahmatan lil 'alamin.

Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Dr. H. Moh. Hefni, S.Ag., M.M., CPM, memberikan refleksi filosofis mengenai makna PPG. Ia menyebut PPG sebagai program yang tidak hanya membentuk keterampilan mengajar, tetapi juga membentuk karakter guru yang utuh. Menurutnya, proses PPG mencakup tiga pilar utama: experience (pengalaman), experiment (eksperimen), dan expectancy (harapan). Experience berarti bahwa guru belajar dari pengalaman langsung melalui praktik lapangan yang terstruktur. Mereka tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga mengembangkan kepekaan sosial dan spiritual dalam menghadapi realitas pembelajaran. Experiment mengajak guru untuk berani mencoba pendekatan baru dalam mengajar, seperti penggunaan teknologi, pembelajaran berbasis proyek, dan integrasi nilai-nilai ekoteologi serta moderasi beragama. Sementara itu, expectancy menggambarkan harapan masyarakat dan negara terhadap guru sebagai pembentuk karakter bangsa. Harapan ini mencakup integritas, etika, serta kemampuan untuk menjadi teladan dan pembelajar sepanjang hayat.

Prof. Hefni juga mengibaratkan PPG seperti adzan maghrib di bulan puasa selalu dinanti dan disambut dengan sukacita karena membawa harapan dan pembebasan. Dalam konteks pendidikan, PPG membawa harapan akan lahirnya guru yang tidak hanya profesional secara administratif, tetapi juga visioner dan peka terhadap dinamika masyarakat. Ia juga memperkenalkan filosofi “SAKTI” sebagai ciri guru PPG masa depan. Guru yang sustainable adalah mereka yang mampu terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Adoptable, berarti guru sanggup merespons perubahan teknologi, kurikulum, dan dinamika sosial dengan fleksibel. Kompatibel menunjukkan kemampuan guru dalam menyelaraskan antara kebutuhan pembelajaran dan karakteristik peserta didik serta konteks lokal. Transformatif menunjukkan kapasitas guru sebagai agen perubahan yang mendorong inovasi dan pembaruan. Sedangkan Inspiring berarti bahwa guru adalah figur teladan yang memotivasi dan menggerakkan lingkungan sekitarnya melalui keteladanan dan nilai.

Menutup sambutannya, Rektor menyampaikan harapan agar para lulusan PPG tidak berhenti pada capaian administratif, tetapi terus menjadi pembelajar aktif yang menginspirasi lingkungan sekitar. Guru tidak hanya bekerja di dalam kelas, tetapi juga hadir sebagai pemimpin moral di tengah masyarakat. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya keberlanjutan program penguatan guru berbasis nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan.

Acara selanjutnya yaitu penyerahan penghargaan UIN KHAS Jember terhadap Pemkab dengan peserta PPG terbanyak yaitu Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebanyak 344 peserta dan Pemerintah Kabupaten Situbondo sebanyak 81 peserta.

Komitmen itu, Bupati Banyuwangi Dr. Hj. Ipuk Fiestiandani, M.Si., menyampaikan dukungan penuh terhadap program PPG dalam jabatan yang digelar di wilayahnya. Menurutnya, GPAI (Guru Pendidikan Agama Islam) adalah gudang ilmu sekaligus penjaga nilai-nilai moral bangsa. “Pengukuhan ini bukan hanya soal selembar kertas, tetapi pengakuan resmi bahwa guru mampu menghadirkan pendidikan berkualitas dan menyiapkan generasi berakhlakul karimah,” ujarnya. Bupati juga menekankan bahwa peran GPAI hari ini semakin kompleks, bukan hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentengi siswa dari dampak negatif modernisasi serta menjadi penopang kesehatan mental peserta didik melalui pendekatan spiritual. Ia menambahkan bahwa komitmen Banyuwangi terhadap penguatan pendidikan tercermin dalam peningkatan outcome index pembangunan daerah serta berbagai inovasi seperti Program Sekolah Asuh Sekolah (SAS) yang mendorong kolaborasi dan saling bantu antar satuan pendidikan.

Komitmen dan sinergi yang ditunjukkan oleh seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan PPG baik dari unsur akademik, pemerintah daerah, maupun lembaga mitra menunjukkan bahwa peningkatan mutu guru bukan sekadar wacana, tetapi sebuah langkah nyata menuju transformasi pendidikan nasional. Program PPG, khususnya bagi guru PAI dan madrasah, telah menjelma menjadi instrumen strategis untuk membangun ekosistem pendidikan yang responsif terhadap tantangan zaman, akuntabel dalam tata kelola, serta menjunjung tinggi integritas dan komitmen profesi.

Dengan semangat ini, PPG bukan hanya menghasilkan guru yang memenuhi syarat administratif, tetapi juga melahirkan pendidik yang memiliki jiwa kepemimpinan moral, mampu membimbing siswa dalam arus perubahan global, serta menjadi pilar dalam mencetak generasi emas Indonesia generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap membangun peradaban. Inilah saatnya kita menempatkan guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi sebagai penggerak perubahan sosial, penjaga nilai-nilai luhur bangsa, dan penentu arah masa depan negeri ini.

Selanjutnya, Direktur PAI Kementerian Agama RI, Dr. M. Munir, S.Ag., M.A., dalam sambutannya via zoom menuturkan bahwa Awalnya antrian GPAI nasional jika ditotal mencapai 42 tahun dgn alokasi dana total lebih dari 6 Triliun. Angka itu semakin berkurang dengan adanya pengukuhan ini. Ia juga berpesan agar Guru PAI selalu update dengan tidak menggunakan pendekatan, media, dan model pembelajaran yang jadul sehingga menjadi sosok Guru PAI yang dirindukan dan mengajarkan rohmatan lil alamin.

Acara dilanjutkan dengan pengukuhan para peserta Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional PPG dalam Jabatan Batch 2 Tahun 2024 LPTK UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang dilakukan bersama Bupati, Rektor, para Wakil Rektor, Dekan dan para wakil Dekan FTIK dan ditutup dengan doa oleh Wakil Rektor 2, Dr. H. Ainur Rafik, M.Ag.

(Penulis: A. Barocky Z. & Rofiq Hidayat/Editor: Evi Resti Dianita).

 

;