Bahas Integrasi OBE dan SISTER, FTIK UIN KHAS Jember Gelar FGD Mendalam Reviu Kurikulum Program Studi
Media Center FTIK - Rangkaian kegiatan Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Program Studi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember memasuki hari kedua (14 November 2025). Agenda pagi dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) Review Kurikulum Program Studi yang dimulai pukul 08.00 WIB.
Sesi krusial ini dirancang untuk membahas hasil reviu kurikulum dan menghadirkan tiga pakar sebagai narasumber: Dr. Zeiburhanus Saleh., S.S., M.Pd. (Kepala Pusat Kurikulum), Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., dan Dr. H. Bahris Salim, M.Ag.
Dr. Zeiburhanus Saleh., S.S., M.Pd., mengawali sesi dengan sosialisasi mendalam mengenai aplikasi kurikulum Outcome Based Education (OBE) berbasis SISTER (Sistem Informasi Terintegrasi).
Dalam pemaparannya, Dr. Zeiburhanus menjelaskan bahwa kurikulum FTIK akan mengalami perubahan signifikan dalam struktur mata kuliah berbasis OBE, yang nantinya akan sepenuhnya terintegrasi dan diakses melalui SISTER.
Beberapa poin penting yang disoroti meliputi:
1. PLP sebagai Mata Kuliah Akhir: Mata kuliah Pengenalan Lapangan Pendidikan (PLP) akan ditempuh mahasiswa pada Semester 8, sehingga seluruh mata kuliah prasyarat harus tuntas sebelum semester tersebut.
2. Problem Microteaching: Ditemukan masalah dalam realisasi bobot Satuan Kredit Semester (SKS) mata kuliah Microteaching yang tidak sesuai, seringkali di bawah bobot ideal 3 SKS. Dr. Zeiburhanus meminta koordinator program studi (Koorprodi) untuk mengontrol dan mengawasi dosen pengajar agar sintaks pembelajaran dipraktikkan mahasiswa dengan benar dan sesuai bobot SKS.
3. Transparansi dan Data: Kurikulum OBE bertujuan agar capaian pendidikan dapat berdampak nyata pada mahasiswa, bukan sekadar penguatan konsep. Ke depan, Kartu Hasil Studi (KHS) akan berubah tampilan, mencakup pencapaian Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL). Semua proses monitoring, evaluasi dosen, hingga tracer study akan terintegrasi penuh di SISTER.
4. Penugasan Koorprodi: Dr. Zeiburhanus meminta para koordinator prodi segera memenuhi semua data yang dibutuhkan di SISTER. Ia juga secara khusus meminta Wakil Dekan I untuk memfasilitasi pengelompokan dosen sesuai dengan bidang keahliannya, yang vital bagi akurasi data.
Fokus pada CPMK dan Beban Tugas Mahasiswa
Sesi dilanjutkan dengan Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., yang memberikan panduan praktis mengenai Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK). Beliau menekankan bahwa dosen pengampu mata kuliah adalah pihak yang paling kompeten dalam menentukan target capaian pembelajaran, sehingga penting untuk mengumpulkan tim pengajar (team teaching) terkait.
Dr. Sahlan juga menyoroti adanya temuan di lapangan terkait beban tugas mata kuliah yang berlebihan pada mahasiswa semester awal. Hal ini dinilai tidak efektif karena mahasiswa belum memiliki kemampuan minimal yang memadai untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks tersebut.
Konsistensi Dosen dan Jembatan Written ke Actual Curriculum
Menyambung pembahasan, Dr. H. Bahris Salim, M.Ag., memperkuat poin mengenai CPMK, menegaskan bahwa dosen yang bersangkutan memiliki otoritas penuh dalam menyusunnya. Oleh karena itu, konsistensi pengampu mata kuliah perlu dijaga agar tidak berganti-ganti setiap semester.
"CPL seharusnya tidak terlalu banyak atau terlalu panjang. Yang terpenting adalah menjelaskan kemampuan esensial apa yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Pilih Kata Kerja Operasional yang relevan dengan mata kuliah sebagai acuannya," ujar Dr. Bahris Salim.
Ia juga menyoroti adanya celah antara written curriculum (kurikulum tertulis) dan actual curriculum (kurikulum terimplementasi).
"Inilah yang harus direfleksikan bersama: Apakah kurikulum tertulis sudah sesuai dengan apa yang dipraktikkan di kelas?"
Terakhir, Dr. Bahris Salim menyoroti masalah temuan mahasiswa yang bisa menempuh PLP padahal belum meluluskan mata kuliah prasyarat. Ia mendesak agar distribusi mata kuliah ditinjau kembali, termasuk menghitung ulang beban SKS, untuk memastikan kesesuaian dengan jenjang sarjana dan prasyarat yang logis.
Usai sesi sosialisasi, kegiatan berlanjut dengan FGD intensif di mana masing-masing tim penyusun kurikulum prodi mendapatkan pendampingan langsung dari ketiga narasumber. Sesi FGD ini juga berlangsung interaktif melibatkan para koordinator prodi yang salah satunya mereview kembali terkait mekanisme pelaksanaan Asistensi Mengajar dan PLP sebagai bagian dari implementasi MBKM.
Penulis: Evi R. Dianita
Editor: A. Barocky Zaimina




