"Bekerja dengan Integritas, Melayani Sepenuh Hati" Jadi Tema NGOPI Peningkatan Kapasitas Kepala Madrasah di Situbondo
Media Center FTIK - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN KH Achmad Siddiq (KHAS) Jember kembali menggelar kegiatan Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) sesi kedua di Ballroom Hotel Ijen View Bondowoso pada Senin (tanggal menyesuaikan) dengan mengusung tema “Peningkatan Kualitas Pendidikan Karakter Peserta Didik di Lembaga Pendidikan Islam Pesantren dan Madrasah dalam Menghadapi Digitalisasi.” Kegiatan yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 16.30 WIB ini dihadiri lebih dari 200 peserta yang terdiri atas kepala madrasah/sekolah (MI, MTs, dan MA), wakil kepala bidang kurikulum, pengawas madrasah, serta para guru madrasah se-Kabupaten Bondowoso. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara FTIK UIN KHAS Jember, Direktorat KSKK Kementerian Agama RI, dan Komisi VIII DPR RI. Forum ini menegaskan pentingnya peningkatan karakter peserta didik sebagai agenda prioritas nasional yang membutuhkan pendekatan integratif antara kebijakan, implementasi, dan dukungan regulasi. Acara dibuka dengan pembacaan Surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Yalal Wathan sebagai wujud nasionalisme dan cinta tanah air.
Dalam sambutannya, Dekan FTIK UIN KHAS Jember, Dr. H. Abdul Mu’is, S.Ag., M.Si., menegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan fondasi utama pembentukan generasi bangsa yang beradab di tengah derasnya arus digitalisasi. Ia menyoroti pentingnya sensitivitas dan keteladanan guru dalam membimbing peserta didik. Guru, menurutnya, harus peka, termotivasi, dan mampu menginspirasi. Mereka dituntut untuk menata peserta didiknya dengan hati, kasih sayang, kelembutan, dan perhatian, bukan dengan kekerasan atau hukuman. Lebih lanjut, ia menekankan peran kepala sekolah sebagai figur inspiratif yang adaptif terhadap perubahan. Kepala sekolah harus fleksibel, tidak kaku, dan mampu membangun kepercayaan diri bagi guru, staf, dan siswa. “Kepercayaan adalah energi moral yang memperkuat etos kerja dan budaya sekolah,” ujarnya. Dr. Mu’is juga menegaskan bahwa kegiatan seperti Ngopi sangat dibutuhkan untuk memperkuat kompetensi guru dan kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas karakter peserta didik. Ia mengapresiasi dukungan Komisi VIII DPR RI, khususnya Ibu Ina Ammania, yang turut berperan aktif dalam memperkuat sinergi pendidikan Islam nasional.
Sementara itu, Ibu Ina Ammania, Anggota Komisi VIII DPR RI, dalam paparannya menyampaikan bahwa pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus dibangun secara terpadu melalui empat pilar utama: keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Ia menjelaskan bahwa lembaga pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam membentuk nilai-nilai moral dan spiritual peserta didik. Namun, pemberdayaan pendidikan karakter masih menghadapi tantangan, di antaranya perbedaan paradigma dan lemahnya vokasi pendidikan karakter di lapangan. Ibu Ina juga menjabarkan fungsi Komisi VIII DPR RI yang berperan dalam bidang legislasi, pengawasan, dan anggaran, terutama dalam penguatan kebijakan sosial-keagamaan dan pendidikan Islam. Ia menegaskan bahwa digitalisasi harus menjadi peluang, bukan ancaman, dalam memperluas akses dan efektivitas pendidikan karakter di madrasah dan pesantren. “Era digital menuntut kita adaptif, tetapi nilai-nilai luhur bangsa tidak boleh luntur. Justru teknologi harus menjadi sarana memperkuat pendidikan karakter agar relevan dengan zaman,” ujarnya menutup sambutan.
Narasumber tamu, Dr. Zainul Arifin, S.Pd.I., M.Pd., Wakil Ketua III STIT Togo Ambarsari, menyoroti fenomena krisis moralitas yang merambah seluruh lapisan masyarakat. Ia menyebut bahwa berbagai metode pembelajaran yang ada belum mampu menjamin lahirnya peserta didik berkarakter mulia jika tidak disertai keteladanan nyata. Guru, menurutnya, harus menjadi aktor transformatif, inspiratif, dan motivatif. Pendidikan karakter hanya dapat tumbuh jika guru memiliki integritas dan lembaga pendidikan dikelola dengan baik, transparan, serta memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia yang mumpuni. Ia menegaskan bahwa forum Ngopi menjadi momentum reflektif bagi para pendidik dan pemangku kebijakan untuk memperkuat komitmen bersama dalam mencetak generasi berkarakter, berilmu, dan berakhlak mulia.
Salah satu peserta kegiatan, Nurul Aini, S.Pd., Kepala MI di Kecamatan Curahdami, Bondowoso, menyampaikan kesan mendalam selama mengikuti acara. Menurutnya, kegiatan Ngopi kali ini sangat membuka wawasan para praktisi pendidikan madrasah. Materi yang disampaikan para narasumber tidak hanya teoritis tetapi juga aplikatif. “Saya merasa termotivasi untuk lebih memperhatikan pembentukan karakter anak didik dengan pendekatan yang lembut dan inspiratif,” ungkapnya. Ia juga berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dengan tema-tema aktual yang menjawab kebutuhan guru dan kepala madrasah. “Semoga forum Ngopi berikutnya bisa lebih sering diadakan, karena selain menambah ilmu, kami juga mendapat semangat baru untuk memperbaiki sistem pembelajaran di madrasah,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, FTIK UIN KHAS Jember bersama mitra strategis meneguhkan komitmen untuk terus berkontribusi dalam membangun pendidikan Islam yang unggul, berdaya saing, dan berkarakter di era digital. Forum Ngopi diharapkan menjadi ruang kolaboratif untuk mengurai berbagai persoalan pendidikan dan merumuskan arah kebijakan yang solutif serta implementatif sehingga mampu memperkuat karakter peserta didik dan memperkokoh fondasi moral bangsa. (Humas FTIK UIN KHAS Jember)
Penulis: A. Barocky Z.
Editor: Evi R. Dianita




