homescontents bahçelievler escort escort alanya sefaköy escort fatih escort bahçelievler escort
homescontents
sakarya escort akyazı escort arifiye escort erenler escort eve gelen escort ferizli escort geyve escort hendek escort otele gelen escort sapanca escort söğütlü escort taraklı escort
sakarya escort akyazı escort arifiye escort erenler escort eve gelen escort ferizli escort geyve escort hendek escort karapürçek escort karasu escort kaynarca escort kocaali escort otele gelen escort pamukova escort sapanca escort söğütlü escort taraklı escort
Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sapanca escort Sapanca escort Sapanca escort Sapanca escort Karasu escort
ftik@uinkhas.ac.id (0331) 487550

Gelar Forum NGOPI Kesebelas, FTIK UIN KHAS Jember Bersama Komisi VIII DPR RI Rajut Solusi untuk Profesionalisme Guru PAI di Banyuwangi

Home >Berita >Gelar Forum NGOPI Kesebelas, FTIK UIN KHAS Jember Bersama Komisi VIII DPR RI Rajut Solusi untuk Profesionalisme Guru PAI di Banyuwangi
Diposting : Selasa, 28 Oct 2025, 15:52:55 | Dilihat : 60 kali
Gelar Forum NGOPI Kesebelas, FTIK UIN KHAS Jember Bersama Komisi VIII DPR RI Rajut Solusi untuk Profesionalisme Guru PAI di Banyuwangi


Media Center FTIK - Dalam upaya berkelanjutan untuk menjawab tantangan abad ke-21 dalam pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember sukses menyelenggarakan kegiatan peningkatan kompetensi guru PAI bertajuk NGOPI (Ngobrol Pendidikan Islam).

Bertempat di Blambangan Ballroom Hotel Aston Banyuwangi pada Jumat, 24 Oktober 2025, mulai pukul 13.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Acara ini menjadi titik temu bagi 200 guru PAI Madrasah se-Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan prestisius ini terlaksana berkat kolaborasi erat antara FTIK UIN KHAS Jember, Direktorat GTK Madrasah Kemenag RI, dan inisiatif dari Komisi VIII DPR RI.

Dekan Soroti Pergeseran Paradigma Guru

Dekan FTIK UIN KHAS Jember, Dr. H. Abdul Mu'is, S.Ag., M.Si., menggarisbawahi urgensi forum ini. Ia menyoroti perubahan mendasar dalam persepsi masyarakat terhadap peran guru, khususnya dalam hal pendisiplinan.

"Pergeseran sosiologis telah menempatkan guru dalam posisi dilematis. Kita tidak bisa lagi sekadar mengandalkan model otoritas lama. Profesi guru hari ini dituntut tidak hanya mengajar secara kognitif, tetapi juga mengelola emosi, hukum, dan ekspektasi sosial yang sangat cair", tuturnya. 

Beliau menekankan bahwa NGOPI adalah sarana yang vital untuk menemukan best practices dalam mengatasi dilema tersebut. Diharapkan forum ini menghasilkan rekomendasi praktis agar guru madrasah mampu menjaga keteladanan (digugu dan ditiru) sekaligus beradaptasi dengan tuntutan hukum dan teknologi. Dr. Abdul Mu'is optimistis sinergi dengan Kemenag dan DPR RI akan mempercepat peningkatan mutu profesionalisme guru.

Pada sesi yang sama, Anggota Komisi VIII DPR RI, Ina Ammania, memberikan pemaparan inspiratif mengenai pentingnya inovasi dalam kurikulum madrasah.

Beliau menekankan bahwa profesionalisme guru diukur dari kemampuan menciptakan lingkungan belajar yang relevan. Ina Ammania menantang para guru PAI di madrasah untuk mengintegrasikan teknologi modern bukan hanya sebagai alat bantu, tetapi sebagai materi pengajaran yang membentuk digital citizenship yang bertanggung jawab.

“Tugas utama guru PAI hari ini adalah memastikan integrasi antara literasi teknologi dan literasi keagamaan. Kita harus bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk memperkuat pendidikan karakter, bukan justru mengikisnya. Inilah formula yang harus kita rumuskan bersama-sama di madrasah,” tutupnya.

Narasumber tamu dalam acara ini adlaah Moh. Syaifulloh, M.Pd.I. Dalam pemaparannya ia menyorot soal ketimpangan literasi digital di kalangan guru. Banyak guru PAI,  terutama di daerah-daerah terpencil, masih mengalami  kesulitan dalam mengakses teknologi yang memadai serta kurangnya pelatihan dalam penggunaan alat-alat digital untuk pembelajaran. Di saat yang sama, terjadi perubahan paradigma dalam peran guru PAI di tengah  perkembangan teknologi dan informasi. Guru tidak lagi hanya berperan sebagai sumber utama pengetahuan, melainkan juga sebagai fasilitator yang membantu siswa mengakses informasi dari berbagai sumber digital.

"Kita tak hanya menghadapi tantangan seperti keterbatasan literasi digital dan resistensi terhadap perubahan metode pengajaran. Namun di sisi lain juga perlu melihat adanya peluang dari perkembangan teknologi, yakni peningkatan kompetensi profesional dan pedagogik melalui integrasi teknologi dalam pembelajaran dan penggunaan platform digital untuk pendidikan", lanjutnya.

DI akhir, Ia memaparkan beberapa rekomendasi bagi peningkatan kompetensi guru di era digital, yakni di antaranya perlunya mengembangkan program pelatihan berkelanjutan bagi guru PAI untuk memperkuat literasi digital dan kemampuan adaptasi terhadap perkembangan teknologi; penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam; serta pengembangan pembelajaran PAI dengan pendekatan pembelajaran yang proporsional sesuai dengan tingkat pemahaman keagamaan peserta didik

Penulis: A. Barocky Zaimina
Editor: Evi R. Dianita

;