Kuatkan Kompetensi Pendidik: FTIK UIN KHAS Jember Gelar NGOPI Kesepuluh di Banyuwangi
Media Center FTIK - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember kembali menunjukkan komitmennya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia pendidikan. Melalui forum diskusi bertajuk NGOPI (Ngobrol Pendidikan Islam), FTIK UIN KHAS Jember sukses menggelar acara peningkatan kompetensi bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kabupaten Banyuwangi.
Kegiatan ini diselenggarakan di Blambangan Ballroom Hotel Aston Banyuwangi pada Jumat, 24 Oktober 2025, sebagai bagian dari kerja sama strategis antara Direktorat GTK Madrasah Kemenag RI dan Komisi VIII DPR RI.
Antusiasme yang tinggi terlihat dari partisipasi 200 guru PAI Madrasah yang memadati acara. Mengingat jumlah peserta yang signifikan, forum NGOPI ini dilaksanakan dalam beberapa sesi. Kali ini, kegiatan terpusat pada sesi tunggal yang diselenggarakan pada tanggal 15 November 2025.
Dekan FTIK UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Dr. H. Abdul Mu'is, S.Ag., M.Si., menyampaikan pandangannya mengenai dinamika profesi guru saat ini. Dalam sambutannya, ia menyoroti tantangan yang dihadapi guru di era modern.
“Peran guru secara tradisional diharapkan mampu menjadi sosok yang 'digugu dan ditiru'. Namun, realitas hari ini menunjukkan adanya pergeseran cara pandang masyarakat terhadap otoritas guru,” jelas Dr. Abdul Mu'is.
Ia melanjutkan, semakin seringnya kasus guru yang berhadapan dengan masalah hukum akibat upaya pendisiplinan murid adalah indikasi adanya perubahan signifikan dalam perilaku sosial. “Fenomena ini memunculkan pertanyaan mendasar: Apakah yang bergeser adalah eksistensi guru itu sendiri, ataukah terjadi perubahan masif pada perilaku sosial di sekitar kita? Forum ini menjadi wadah krusial untuk mengupas tuntas isu profesionalisme guru, terutama dalam menghadapi tantangan modernisasi dan teknologi,” tambahnya.
Dr. Abdul Mu'is juga menekankan harapannya agar kolaborasi antara FTIK UIN KHAS Jember, Direktorat GTK Madrasah Kemenag RI, dan Komisi VIII DPR RI ini dapat mendorong peningkatan mutu profesionalisme guru madrasah. Dampak positifnya diharapkan akan terasa langsung pada kualitas proses belajar-mengajar dan output lulusan madrasah.
Turut menyampaikan keynote speech, Anggota Komisis VIII DPR RI, Ina Ammania mengemukakan beberapa poin penting terkait pergeseran tantangan guru.
Dalam paparannya, Ina Ammania mengajak para guru untuk senantiasa mengevaluasi metode pembelajaran di madrasah. Tantangan yang paling krusial saat ini adalah bagaimana guru bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi, namun di saat yang sama, tidak mengabaikan pembentukan karakter (akhlak mulia) peserta didik.
“Kita harus akui, arus informasi dan teknologi membawa dampak dualistik; positif sekaligus negatif. Peran guru adalah sebagai filter sekaligus fasilitator yang mampu menyeimbangkan kecepatan teknologi dengan fondasi karakter keagamaan yang kuat pada siswa,” pungkasnya.
Acara di hari Jumat tersebut menghadirkan Muhammad Faishol, M.Pd. sebagai narasumber. Dalam paparannya ia sempat membeberkan kondisi terkini siswa di kabupaten Banyuwangi. Salah satunya kondisi di mana siswa di Banyuwangi saat ini, seperti remaja Indonesia umumnya, sangat aktif menggunakan media sosial, seperti TikTok, Instagram, facebook, dll. Di sisi lain, anak-anak saat ini juga memiliki kebiasaan mengonsumsi konten singkat (short-form) yang cenderung memengaruhi kemampuan mereka dalam berpikir reflektif dan memproses argumen teologis yang kompleks.
"Maka dari itu, hari ini guru agama di madrasah tidak cukup sekedar memperkuat kompetensinya secara pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial, tetapi juga kompetensi kepemimpinan. Kompetensi kepemimpinan merupakan bekal yang dibuthkan agar Guru PAI dapat berperan sebagai leader of digital transformation, mendorong inovasi pembelajaran moderasi beragama berbasis data, AI, dan platform daring yang ramah nilai-nilai Islam", lanjutnya.




