homescontents bahçelievler escort escort alanya sefaköy escort fatih escort bahçelievler escort
homescontents
sakarya escort akyazı escort arifiye escort erenler escort eve gelen escort ferizli escort geyve escort hendek escort otele gelen escort sapanca escort söğütlü escort taraklı escort
sakarya escort akyazı escort arifiye escort erenler escort eve gelen escort ferizli escort geyve escort hendek escort karapürçek escort karasu escort kaynarca escort kocaali escort otele gelen escort pamukova escort sapanca escort söğütlü escort taraklı escort
Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sakarya escort Sapanca escort Sapanca escort Sapanca escort Sapanca escort Karasu escort
ftik@uinkhas.ac.id (0331) 487550

NGOPI FTIK UIN KHAS Jember Sesi 13: Bahas Etika Digital dan AI Bersama Komisi VIII DPR RI dan Rektor UNUJA

Home >Berita >NGOPI FTIK UIN KHAS Jember Sesi 13: Bahas Etika Digital dan AI Bersama Komisi VIII DPR RI dan Rektor UNUJA
Diposting : Selasa, 28 Oct 2025, 15:53:39 | Dilihat : 185 kali
NGOPI FTIK UIN KHAS Jember Sesi 13: Bahas Etika Digital dan AI Bersama Komisi VIII DPR RI dan Rektor UNUJA


Media Center FTIK - FTIK UIN KHAS Jember Hadir pada Seminar “Ngopi: Peran PTKIN dalam Menanamkan Etika Digital dan Moderasi Beragama di Era Artificial Intelligence” di Situbondo. Situbondo — Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember turut berperan aktif dalam kegiatan Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) dengan tema “Peran PTKIN dalam Menanamkan Etika Digital dan Moderasi Beragama di Era Artificial Intelligence” yang digelar di Ball Room Hotel Pantai Utama Raya Situbondo, Sabtu (26/10/2025). Kegiatan ini merupakan sesi lanjutan atau sesi kedua dari rangkaian seminar pendidikan Islam yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi Islam dan organisasi kemahasiswaan. Acara yang berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 16.30 WIB ini menghadirkan tiga tokoh penting, yaitu Dr. H. Abdul Mu’is, S.Ag., M.Si selaku Dekan FTIK UIN KHAS Jember, Ibu Ina Ammania dari DPR RI Komisi VIII, dan Dr. KH. Najiburrahman, M.A., Rektor Universitas Nurul Jadid (UNUJA) sekaligus Dewan Pengawas Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan ini dipandu oleh Evi Resti Dianita, M.Pd.I sebagai MC dan moderator.

Dalam sambutannya, Dr. H. Abdul Mu’is menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi keagamaan Islam dalam menghadapi perubahan besar yang disebabkan oleh kemajuan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, era digital saat ini membawa dampak signifikan terhadap proses pembelajaran dan karakter mahasiswa. “Digitalisasi bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan peluang besar yang harus dihadapi secara bijak. Perguruan tinggi adalah laboratorium moralitas, intelektualitas, dan spiritualitas. Kita harus memastikan mahasiswa mampu menggunakan teknologi secara adaptif dan beretika, tanpa kehilangan nilai-nilai akhlaqul karimah,” ungkapnya. Beliau juga menyoroti fenomena penggunaan AI yang semakin meluas di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi internal, sekitar 72% mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi Islam telah memanfaatkan berbagai platform berbasis AI seperti ChatGPT, Grammarly, atau Canva AI dalam kegiatan akademik. Hal ini menunjukkan bahwa literasi digital telah menjadi kebutuhan, namun tetap harus dibingkai dengan nilai moral dan etika. “Tugas kita bukan menolak teknologi, tetapi membimbing penggunaannya agar tidak menyalahi prinsip kejujuran dan tanggung jawab akademik,” tambahnya. Dengan semangat tersebut, Dr. Mu’is secara resmi membuka kegiatan Ngopi sesi kedua dengan doa dan harapan agar kegiatan ini menjadi forum pencerahan dan refleksi bagi dunia pendidikan Islam di era digital.

Sebagai pembicara utama, Ibu Ina Ammania dari DPR RI Komisi VIII menyampaikan pentingnya penguatan etika digital dan moderasi beragama di lingkungan perguruan tinggi Islam negeri (PTKIN). Menurutnya, kehadiran teknologi kecerdasan buatan perlu diimbangi dengan kebijakan yang mendorong literasi digital berbasis nilai-nilai religius. “Kami di Komisi VIII bersama Kementerian Agama berkomitmen untuk memperkuat pendidikan Islam agar adaptif terhadap perkembangan zaman. Integrasi nilai keislaman dengan teknologi menjadi fokus kami ke depan,” ujar Ina. Ia juga menjelaskan bahwa Komisi VIII tengah menyiapkan arah kebijakan jangka panjang yang mendukung pengembangan literasi digital di PTKIN, termasuk melalui bantuan strategis, pelatihan dosen, serta penguatan kurikulum etika digital berbasis moderasi beragama.

Materi kedua disampaikan oleh Dr. KH. Najiburrahman, M.A., yang meninjau peran kecerdasan buatan dari perspektif akademik dan spiritual. Ia menekankan bahwa AI adalah hasil ciptaan manusia yang sejatinya dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan, bukan menggantikan peran moral manusia. “AI dapat membantu menulis dan menganalisis, tetapi tidak memiliki nurani. Oleh karena itu, dosen dan mahasiswa harus mampu mengarahkan penggunaan AI sebagai sarana ibadah dan kemaslahatan, bukan sekadar alat praktis,” tuturnya. Dalam paparannya, beliau mengingatkan tentang dampak penggunaan AI secara berlebihan, seperti menurunnya kemampuan berpikir kritis dan melemahnya kreativitas. Berdasarkan survei UNUJA tahun 2024 terhadap 500 mahasiswa, 56% di antaranya mengaku lebih sering menggunakan AI dibanding riset manual, dan 41% tidak lagi menulis karya ilmiah tanpa bantuan teknologi. Oleh sebab itu, ia mendorong setiap perguruan tinggi untuk menyusun pedoman penggunaan AI yang selaras dengan nilai etika akademik dan spiritualitas Islam. Acara diikuti oleh sekitar 200 peserta dari berbagai unsur, antara lain dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Islam Swasta (PTIS), mahasiswa aktif dari berbagai organisasi kemahasiswaan seperti BEM, HMI, PMII, GMNI, dan beberapa organisasi lainnya. Antusiasme peserta menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu etika digital dan moderasi beragama di era teknologi modern. Kegiatan diakhiri dengan pembacaan doa dan sesi foto bersama seluruh narasumber, moderator, dan peserta. Seminar Ngopi sesi kedua ini diharapkan dapat menjadi wadah kolaboratif antara PTKIN, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun kesadaran etika digital yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan moderasi beragama.

Penulis: A. Barocky Zaimina
Editor: Evi R. Dianita

;