PBA FTIK UIN KHAS Jember Gelar Kuliah Tamu Inovasi Media Digital untuk Maharah Lughawiyah
Media Center FTIK - Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember menyelenggarakan Kuliah Tamu bertema “Inovasi Media Digital untuk Pembelajaran Maharah Lughawiyah”, pada Kamis, 30 Oktober 2025. Kegiatan yang berlangsung di Aula FTIK lantai 2 serta disiarkan melalui platform Zoom ini diikuti lebih dari 120 mahasiswa, didominasi oleh peserta mata kuliah Multimedia Pembelajaran Bahasa Arab, serta beberapa dosen dan praktisi pendidikan bahasa. Kegiatan ini dirancang sebagai wadah penguatan kompetensi mahasiswa dalam memadukan keilmuan bahasa Arab dengan keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan pendidikan abad ke-21.
Kuliah tamu ini menghadirkan narasumber Sahya Husein, M.Pd.I, dosen dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang dikenal aktif dalam riset dan pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi. Dalam paparannya, Sahya Husein menyoroti bagaimana inovasi media digital telah mengubah paradigma pembelajaran bahasa, termasuk dalam konteks maharah lughawiyah keterampilan berbahasa yang mencakup kemampuan menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah). Ia menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa kini menuntut pendekatan berbasis pengalaman (experiential learning), kolaborasi, dan integrasi teknologi secara bermakna. “Tantangan terbesar dalam pembelajaran bahasa Arab saat ini bukan terletak pada kurangnya sumber belajar, tetapi pada kemampuan guru dan mahasiswa untuk mengolah sumber tersebut menjadi pengalaman belajar yang kontekstual, interaktif, dan bermakna,” ujar Sahya Husein.
Beliau juga menekankan bahwa mahasiswa calon guru bahasa Arab perlu memahami arah kebijakan nasional dalam bidang pendidikan, seperti Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM), serta tren global Education 4.0 yang mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan, gamifikasi, dan platform pembelajaran adaptif. Menurutnya, lulusan pendidikan bahasa Arab ke depan harus memiliki tiga kecakapan utama: literasi digital, kemampuan pedagogis inovatif, dan kepekaan budaya global. “Kita tidak bisa lagi hanya mengajarkan bahasa Arab dengan cara konvensional. Generasi pembelajar sekarang lahir dalam ekosistem digital yang menuntut pendekatan baru. Guru harus menjadi designer of learning experience, bukan sekadar penyampai materi,” tambahnya dengan tegas.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa, Dr. Nuruddin, M.Pd., yang dalam sambutannya memberikan refleksi kritis mengenai arah kebijakan akademik FTIK dalam menghadapi tantangan digitalisasi pendidikan. Ia menyampaikan bahwa penguasaan bahasa Arab di kalangan mahasiswa tidak cukup hanya sebatas aspek linguistik, tetapi harus diperluas ke dimensi pedagogis, teknologi, dan budaya. “Kami mendorong setiap mahasiswa untuk menjadi pembelajar aktif dan mandiri. Kompetensi bahasa harus terus dikembangkan melalui kegiatan kolaboratif seperti study club, pelatihan daring, dan proyek inovatif yang mengintegrasikan teknologi. Dengan begitu, kemampuan bahasa Arab kalian akan benar-benar adaptif terhadap tuntutan zaman,” tutur Dr. Nuruddin. Ia juga menambahkan bahwa FTIK tengah merancang kebijakan penguatan literasi digital bagi mahasiswa dan dosen guna mendukung transformasi kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) dan digital pedagogy.
Sementara itu, Ketua Program Studi PBA, Muhammad Ardy Zaini, M.Pd.I, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan mahasiswa dalam menciptakan ekosistem pembelajaran bahasa Arab yang dinamis. Ia menyoroti bahwa perkembangan teknologi digital membuka peluang besar bagi pengajaran bahasa Arab untuk menjangkau audiens yang lebih luas, namun juga membawa tantangan serius dalam hal autentisitas materi dan kualitas pembelajaran. “Kita harus menjawab tantangan ini dengan inovasi dan kreativitas. Media digital bukan sekadar alat bantu, tetapi medium strategis untuk membangun pengalaman belajar yang bermakna. Mahasiswa PBA UIN KHAS harus menjadi pelopor pembelajaran bahasa Arab yang modern, berkarakter, dan berbasis nilai-nilai Islam,” ungkap Ardy Zaini.
Dalam sesi diskusi interaktif, peserta menunjukkan antusiasme tinggi. Sejumlah mahasiswa mengajukan pertanyaan kritis mengenai cara merancang media pembelajaran berbasis AI, strategi menciptakan video pembelajaran interaktif, hingga metode evaluasi kompetensi bahasa berbasis digital. Narasumber menjawab setiap pertanyaan dengan komprehensif, menekankan pentingnya desain pembelajaran yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Ia juga mencontohkan penerapan aplikasi seperti Canva for Education, Wordwall, Nearpod, dan ChatClass AI sebagai sarana pendukung pengajaran bahasa Arab di sekolah dan madrasah.
Menutup kegiatan, Muhammad Ardy Zaini, M.Pd.I., menyampaikan terima kasih kepada narasumber dan seluruh peserta yang telah berpartisipasi aktif. Ia menegaskan bahwa kegiatan kuliah tamu seperti ini akan dijadikan agenda rutin sebagai bagian dari strategi penguatan kurikulum berbasis riset dan teknologi di Prodi PBA. “Kita ingin memastikan bahwa lulusan PBA UIN KHAS Jember memiliki profil sebagai guru profesional yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran, serta berkontribusi terhadap pengembangan literasi bahasa Arab di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya menutup acara.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen FTIK UIN KHAS Jember dalam menghadirkan atmosfer akademik yang progresif, reflektif, dan responsif terhadap perubahan zaman. Melalui integrasi inovasi digital dalam pendidikan bahasa Arab, FTIK meneguhkan langkahnya untuk terus menjadi pelopor transformasi pendidikan Islam yang berdaya saing global, humanis, dan berbasis nilai keilmuan.
Penulis: A. Barocky Zaimina
Editor: Evi R. Dianita




