Wakil Rektor II dan Wakil Dekan I FTIK UIN KHAS Jember Kupas Tuntas Kurikulum: Soroti Sarana hingga Amanah MBKM
Media Center FTIK - Rangkaian kegiatan Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Program Studi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember berlanjut dengan sesi materi pertama pada malam hari, Kamis, 13 November 2025, pukul 19.00 WIB.
Sesi yang berfokus pada "Orientasi Arah Pengembangan Kurikulum FTIK" ini bertempat di Hall Ciptaningati Culture Hotel dan menghadirkan dua narasumber kunci dari jajaran pimpinan universitas dan fakultas. Mereka adalah Wakil Rektor II UIN KHAS Jember, Dr. Drs. H. Ainur Rafik, M.Ag., dan Wakil Dekan I FTIK UIN KHAS Jember, Dr. H. Khotibul Umam, M.A. Bertindak sebagai moderator yang mengatur jalannya sesi ini adalah Dr. Hartono, M.Pd., yang merupakan Ketua Jurusan Pendidikan Sains.
Wakil Rektor II, Dr. Drs. H. Ainur Rafik, M.Ag., mengawali paparannya dengan mengajak peserta merenungkan kembali makna substantif dari kurikulum. Ia menegaskan bahwa kurikulum tidak hanya terbatas pada aspek bahan atau isi materi pembelajaran semata, tetapi juga melibatkan dimensi sarana dan prasarana.
"Sesungguhnya, kurikulum memiliki keterkaitan erat dengan pembiayaan atau penganggaran. Kurikulum yang ideal memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai," tutur Dr. Ainur Rafik.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar kebijakan orientasi kurikulum ke depan tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga diarahkan secara proporsional pada pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran sebagai penunjang utama kelancaran perkuliahan dan praktik mahasiswa.
Selanjutnya, Wakil Dekan I FTIK, Dr. H. Khotibul Umam, M.A., menyoroti urgensi evaluasi dan penyesuaian kurikulum. Ia menekankan bahwa perubahan dalam kurikulum merupakan keniscayaan untuk mengakomodasi kebutuhan kontemporer, yang mencakup kebijakan nasional dan tuntutan perkembangan di era digital.
Dr. Khotibul Umam menjelaskan bahwa ada tiga pilar utama yang harus dipenuhi oleh kurikulum FTIK:
1. Visi Lulusan: Kurikulum harus mampu mewujudkan visi FTIK, yaitu membentuk lulusan yang tidak hanya profesional, tetapi juga berakhlakul karimah. Unsur "membentuk masyarakat Indonesia" juga mengamanahkan penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan sosial.
2. Kebijakan Nasional: Kurikulum wajib menyesuaikan dengan amanah pemerintah, termasuk kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). "Saat ini, program pemenuhan MBKM dalam kurikulum kita di antaranya adalah Pengenalan Lapangan Pendidikan (PLP) dan Asistensi Mengajar ke luar dan dalam negeri," terangnya.
3. Pendekatan Mutu: Review kurikulum harus mengacu pada pendekatan Outcome Based Education (OBE), sambil mengakomodasi kebijakan nasional terkini seperti Kurikulum Berdampak dan Kurikulum Berbasis Cinta yang dicanangkan Kementerian Agama.
"Melalui pertemuan ini, sangat penting bagi kita untuk mereviu kurikulum agar dapat dihasilkan kurikulum yang tidak hanya berbasis OBE, tetapi juga relevan dengan konteks kebijakan dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk menyiapkan kurikulum yang kuat, tentu juga harus ditunjang oleh penganggaran yang memadai," pungkas Dr. Khotibul Umam.
Sesi penyampaian materi oleh kedua narasumber berlangsung interaktif dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang antusias dari para peserta, yakni pimpinan jurusan, sekretaris jurusan, dan koordinator program studi FTIK.
Penulis: Evi R. Dianita
Editor dan Foto: A.Barocky Zaimina




